Kesempatan Kedua
Oleh: Wanti Nur Jadidah
Matahari sudah mulai menampakkan sinarnya.
Tapi mengapa awan sangat sedih hingga menjatuhkan air matanya ke bumi ini.
Sehingga membuat Riska ingin tidur kembali. Tapi dia tetap bangun untuk
berangkat ke sekolah. Riska hanya tinggal berdua dengan ibunya karena ayahnya
telah meninggal sejak Riska berumur 6
tahun. Riska sekolah di salah satu sekolah
favorite yang ada di jakarta yaitu SMA
Model. Riska bisa sekolah di sekolah favorite itu karena dia mendapatkan beasiswa prestasi dari sekolah tersebut.
Sejak dari SD hingga SMP dia selalu mendapatkan peringkat pertama di kelasnya,
bahkan saat mengikuti cerdas-cermat di beberapa provinsi sekolahnya selalu
menang karena Riska yang mengikutinya. Tapi sungguh sangat di sayangkan Riska
selalu memarahi ibunya karena ibunya tidak bisa memberikan apa yang Riska
inginkan. Hingga suatu
pagi selesai mandi, tepatnya saat ia ingin berangkat ke
sekolah.
“Bu, kenapa sepatuku belum juga di belikan??” kata Riska
dengan nada yang sangat tinggi.
“Riska, ibu belum punya uang…nanti kalau ibu
sudah punya uang, pasti ibu belikan” jawab ibu
dengan lirih.
“Selalu…..ibu enggak punya uang, apa juga
kerja ibu tiap hari kalau bukan mencari uang. Aku malu sama temen-temen aku bu, yang bener aja bu, mana ada
orang pinter pakai sepatu jelek seperti ini?” kata Riska dengan kasar
“Ya nak,,,nanti ibu cari uang dan
langsung ibu belikan” jawab ibu kembali
“Kalau
besok juga belum ada,,,, aku tidak mau sekolah lagi” kata riska sambil pergi meninggalkan ibunya
Kemudian Riska langsung berangkat menuju ke sekolahnya. Sesampainya
di sekolah dia langsung
memasuki kelasnya, tapi sayangnya bu tuti sudah memasuki kelas dan pelajaran
pun tlah di mulai. Akhirnya Riska
mengurungkan niatnya untuk memasuki kelas dan dia pun pergi menuju ke kantin.
Di sana dia duduk dan ngobrol-ngobrol dengan teman-temannya yang kebetulan saat
itu juga tidak memasuki kelas. Tak terasa lamanya Riska berada di kantin, bel
pulang pun berbunyi dan Riska langsung pulang
ke rumahnya.
Sesampainya di rumah Riska langsung menuju ke meja makan untuk
makan. Tapi sayangnya di meja makan tak
ada apa-apa, yang ada hanya tempe goreng. Riska pun marah dan membuat meja
makan menjadi berantakan.
“Bu....mana nasinya,,,???? Aku lapar benget...” teriak Riska dengan
suara yang sangat lantang.
Sayangnya tak ada jawaban, karena ibu telah pergi mencari uang
untuk membelikan sepatu baru untuknya. Setelah lama menunggu ibunya pulang ia
pun merasa sangat mengantuk, akhirnya diapun ke kamar dan tidur dengan lelap.
*****
Dalam tidurnya Riska bermimpi, tapi seolah-olah mimpinya itu
kenyataan. Di suatu pagi saat Riska ingin berangkat ke sekolah, ibu memberikan
sebuah sepatu yang baru dan bagus untuk Riska.
“Bu,ini apa?” tanya Riska dengan sangat heran.
“Ini, sepatu baru yang kamu minta di belikan kemarin” jawab ibu.
“Begini lah,,,, baru namanya ibuku yang baik” kata Riska.
Kemudian Riska langsung memakai sepatunya dan langsung berangkat ke
sekolah dengan hati yang sangat bahagia.
Setibanya di sekolah Riska langsung memasuki kelasnya yaitu kelas 2
IPA
yang berada tidak jauh dari kantin. Saat Riska di dalam kelas, salah satu
kawannya yaitu Rini bertanya ”Riska, apa kamu ada merayakan hari Ibu??”
“A,,,laah...apaan hari Ibu, gak
ada seru-serunya..lagi pula kagak penting tu..mendengan ngerayain hari Valentin”
jawab Riska dengan gayanya yang sombong .
“Riska, hari Ibu lebih penting dari pada hari Valentin, karena
tanpa ibu kita tidak akan ada di dunia ini..kita tidak akan pernah bisa melihat
dunia yang indah ini...dan kita tidak akan pernah bisa merasakan apa artinya
hidup” jelas Rini panjang lebar.
“Oh,,,gitu tooh,,,??? Thanks iaa,,??” jawab Riska seraya pergi
meninggalkan Rini.
Kring....kring...Kring...
Bel pun berbunyi, sebagai tanda kegiatan sekolah akan segera di
mulai. Semua murid memasuki kelasnya masing-masing.
Riska dan teman-temannya langsung memasuki kelas mereka. Ibu Astuti
memasuki kelas mereka dengan mata pelajaran Matematika.
Ibu Astuti menjelaskan tentang persamaan linier, tapi Riska tidak memperhatikan
apa yang ibu Astuti terangkan, dia hanya mendengar saja sambil melamun
memikirkan apa betul hari ibu lebih berarti dari pada hari valentine. Tapi
suara ibu astuti mengagetkan Riska hingga dia pun tersadar dari lamunannya.
“Apa bu,,,???” tanya Riska ragu-ragu
“Apa yang kamu pikirkan, hingga tidak memperhatikan ibu
menjelaskan. Coba kamu kerjakan soal yang ada di papan tulis tersebut, apabila
kamu tidak bisa mengerjakannya akan ibu berdirikan kamu di lapangan basket
selama satu jam” kata ibu astuti kepada Riska dengan wajahnya yang sangat
ganas.
“Oce bu...” jawab Riska dengan santai.
Setelah beberapa
menit, soat itu pun telah di selesaikan oleh Riska. Biarpun dia tidak
memperhatikannya tadi, tapi dia bisa menyelesaikannya dengan mudah. Maklum,
Riska salah seorang murid yang mengikuti olimpiade Matematika
tingkat nasional untuk mewakili
sekolahnya dan insya Allah selalu menjadi pemenangnya.
Tak terasa waktu berputar begitu cepat hingga jam pelajaran pun
berakhir dengan begitu cepat. Semua
murid langsung pulang ke rumah mereka masing-masing. Begitu pula dengan
Riska. Tapi, saat Riska pulang menuju rumahnya dia melihat ibu yang sedang
memulung sampah di samping jalan. Riska tidak memperdulikannya , karena dia
malu kepada teman-temannya yang berada di situ. Saat ibunya ingin menyebrangi
jalan, sebuah mobil yang melaju begitu
kencang menabrak ibunya. Tetapi Riska tetap tidak menghampirinya, hingga
akhirnya ibu di bawa ke rumah sakit terdekat oleh orang-orang yang saat itu
sedang berada bersama ibu. Riska pun pulang menuju ke rumahnya tanpa
memperdulikan keadaan ibunya saat itu.
Sesampainya di rumah Riska langsung makan siang dan saat ia ingin
membaringkan tubuhnya di atas ranjang
terdengar suara ketokan pintu.
Tok...Tok....Tok...
“Siapa,,??” tanya Riska dari dalam rumahnya.
“Riska..ini pak RT” jawab pak RT dari luar rumah.
“Tunggu sebentar pak..saya bukakan pintu” kata Riska
Langsung saja pintu rumah di bukakan Riska. Selesai membuka pintu Riska
melihat ada sebuh mobil ambulan yang berada di depan rumahnya. Dalam hati dia
berkata “ Ada apa ini??”
Kemudian pak RT pun langsung menjelaskan maksud kedatangannya ke
rumah Riska saat itu bersama para warga.
“Begini Nak Riska..ibu kamu telah pergi meninggalkan kita
semua..karena tabrakan yang menimpanya tadi siang di daerah Pasar pagi,
sebelumnya ibu telah di bawa kerumah sakit terdekat, tapi nyawanya tak
tertolong, karena benturan yang sangat keras di kepalanya dengan aspal” jelas
pak RT panjang lebar.
“Apa,,,??ini tidak mungkin,,ibu tidak mungkin pergi meninggalkan
ku..karna ibu sangat sayang pada ku,,,ibu...jangan pergi meninggalkan ku. Hari
ini Hari ibu, aku ingin memberikan sesuatu buat ibu. Tapi
kenapa ibu malah pergi meninggalkanku..????” kata Riska dengan
penuh cucuran air mata yang tak henti-hentinya yang keluar dari matanya.
“Nak..sabar, sekarang bagaimana??? Apa langsung kita makamkan? Karena
tadi sudah di mandikan, di kafankan, dan di salatkan” kata pak RT kepada Riska
“Pak,, jangan di makamkan dulu, aku masih ingin bersama ibu, selama
ini aku hanya bisa membuat hati ibu sakit, bukannya membuat senang dan aku
tidak pernah meminta maaf kepadanya” jawab Riska dengan penuh cucuran air
matanya yang tiada henti-hentinya keluar.
Tapi sebuah suara mengejutkan
Riska dan Riska pun terbangu dari tidurnya yang lelap. Semua mimpi itu berhenti
seketika.
*****
“Riska,bangu Nak..hari sudah
pagi” suara itu terdengar di telinga Riska
Saat Riska membuka matanya, dia pun terkejut. Dia tidak percaya
dengan semua yang terjadi. Ibu yang tadinya sudah pergi meninggalkannya
kini ada di hadapannya. Kemudian Riska pun sadar bahwa semua itu hanyalah
mimpinya. Untuk meyakinkan bahwa semua itu bukan hanya mimpi dia pun bertanya
kepada ibunya denagn nada yang ketakutan “Apakah betul ini ibu,,,???”
“Ya Riska, ini ibu. Ada apa Riska?? Kenapa kamu bertanya seperti
itu nak,,????” tanya ibu.
“Tidak apa-apa ibu,,” jawab Riska secara perlahan
“Kalau begitu ayo cepat bangun, nanti kamu telat ke sekolah” kata
ibu seraya menarik Riska dari tempat tidurnya.
“ ia ibu...” jawab Riska seraya pergi meninggalkan ibunya dan
langsung pergi menuju ke kamar mandi.
“TERNYATA SEMUA ITU HANYALAH MIMPI BELAKA. TAPI SEANDAINYA
KENYATAAN BAGAIMANAKAH HIDUPKU KEDEPANNYA. AKU TAK BISA HIDUP TANPA IBU”
Kata Riska dalam benaknya yang paling dalam.
Selesai mandi Riska langsung makan dan kemudian bersiap-siap ingin
ke sekolah. Tapi, saat Riska memakai sepatu
ibupun datang dan memberikan sepatu baru buat Riska. Langsung saja Riska
memakainya.
“Kenapa semuanya sama dengan mimpiku,,??? Apa mungkin ibu juga akan
pergi meninggalkanku,,,?? Aku tidak mau ibu pergi meninggalkanku” kata Riska
dalam hatinya.
Sebelum berangkat ke sekolah Riska meminta izin kepada ibunya,
suatu hal yang aneh dan janggal buat ibunya karena hari-hari sebelumnya Riska
tak pernah begini. Dalam hati kecilnya ibu berkata” Alhamdulillah.. doaku
terkabulkan, anakku menjadi seorang anak yang soleh dan baik, terima kasih ya
Allah..”
Sesampainya di sekolah kejadiannya pun
sama seperti dalm mimpinya. Setelah Rini memberitahukan bahwa hari itu adalah hari
Ibu. Riska ingin memberikan sesuatu yang bisa membuat ibunya tersenyum bahagia,
sebelum ibunya pergi meninggalkannya. Seperti yang ada dalam mimpinya semalam.
Setelah pulang sekolah Riska tidak langsung pulang ke rumahnya.
Tapi, dia pergi mencari kerja untuk mendapatkan uang agar ia bisa memberikan
sebuah kado yang istimewa buat ibunya. Sepatu yang tadi pagi baru ibu berikan
untuknya ia jual kembali seharga 50 ribu. Kemudian ia juga mengamen di jalanan
dan mencuci piring di toko-toko. Setelah semua uang terkumpulkan ia pun pergi
menuju ke sebuah toko baju yang terdekat.
“kak,,berapa harga baju ini,,???” tanya Riska.
“Kalau yang itu 100 ribu aja” jawab penjual tersebut yang bernama
Nora.
“Boleh di kurangi lagi
kak,,??” tanya Riska.
“Tidak bisa dek,,karena harganya sudah pas” jawab Nora.
“Tapi saya Cuma punya uang 80 ribu” seru Riska seraya menampakkan
uangnya.
“Tunggu dulu saya tanyakan pada bos saya” kata Nora sambil pergi
meninggalkan Riska.
“Bos,,, baju ini boleh di kurangi, kasihan adek itu. Dia Cuma punya
uang 80 ribu” kata Nora kepada bosnya.
“Memang harganya berapa??” tanya bos.
“Harganya 100 ribu pak bos” jawab Nora singkat.
“Bolehlah... di kasih saja” jawab bos yang murah hati tersebut.
Kemudian Nora langsung menuju kedepan kembali untuk menemui Riska
dengan wajahnya yang gembira. Seraya berkata”Boleh dek”
“apa betul kak..???” tanya Riska dengan wajahnya yang sangat
senang.
“ya dek, apa perlu kakak bungkus??” tanya Nora kembali
“Boleh, kalau memang kakak tidak merasa di repotkan” kata Riska.
“Tidaklah dek, memang ini tugas kakak” kata Nora.
“Makasii banyak kakak ia” Jawab Riska.
“Ia dek, sama-sama. Besok-besok belanja
lagi di sini dek ia” kata Nora kemudian.
“ia kak, pastinya” kata Riska seray pergi
meninggalkan took tersebut.
Setelah itu Riska langsung pulang kerumahnya. Tapi saat di
perjalanan ia menuju ke rumah, dia melihat ibunya yang ingin menyebrangi jalan.
Dengan segera Riska menghampiri ibunya, tapi sayangnya ibu telah duluan
menyebrangi jalan tanpa melihat ada sebuah mobil yang melaju kencang yang sedang
menuju ke arahnya. Riska pun langsung berlari menghampiri ibunya sambil berkata
“Ibu...awaaaaaaaaaas...”. Saat berkata demikian Riska pun langsung mendorong ibunya ke
pinggir jalan.
Tertabraklah Riska
dengan mobil yang melaju kencang tadi. Darahpun bercucuran di kepalanya.
Segeralah ibu menghampiri Riska yang tergeletak di tengah-tengah jalan.
“Riska kenapa melakukan ini???”
tanya ibu
“i..bu..maafi Ris..ka iaa..karena se..lama ini.ri..s..ka..udah
jaa..hat sa..ma ibu. Hari ini hari ibu..i..ni..ha..di..ah bu..at ibu” kata
Riska tersedat-sedat sambil memberikan kado yang di belinya tadi.
“Riska..ibu sudah maafin kamu dari dulu.. terima kasih karena kamu
udah kasih kado ke ibu,,,, padahal ibu tidak ingat kalau hari ini hari ibu..”
jawab ibu
Darahnya pun semakin
banyak mengalir dari kepala Riska, hingga membuat rambut Riska merah berlumuran
darah karna terkena darah dari kepelanya yang terbentur aspal.
“Ibu..tolong di pakai kado dari Riska iaa..”
“Ia Riska..ibu akan memakainya”
“Makasih ibu...i..bu..memang..ibu..yang paa..ling baik
se..du..ni..aa. لااله الاالله “ kata kata Riska pun berhenti seketika
setelah mengucapkan kalimat tauhid.
“Ris..kaa... jangan pergi tinggalin ibu...” teriak ibu di depan
seluruh orang yang ada saat kecelakaan itu.
“Bu...yang sabar iaa..karena anak ibu pasti tidak suka melihat ibu
menangis. Dia juga akan susah pergi kalau meliahat ibu terus-terusan menangis
begini” kata salah seorang yang ada saat terjadi kecelakaan tersebut.
“ia nak” jawab ibu dengan air mata yang
mengalir di pipinya tanpa henti.
Setelah semuanya selesain mayat Riskapun langsung di makamkan ke
pemakaman umum yang ada di perkampungan tersebut. Selesai pemakaman ibu
langsung pulang ke rumah. Sesampainya di rumah ibu langsung menuju ke kamarnya
untuk membuka kado yang telah di berikan oleh Riska. Dalam benaknya ia
bertanya-tanya “kira-kira apa isi kadonya ini iaa,,???”
Langsung saja ibu membuka kado yang di berikan Riska. Di situ ada
selembar kertas, langsung saja ia membacanya , sebelum membaca ia mengambil kaca
matanya dahulu karena mata ibu sudah agak rabun.
Assalamu’alaikum wr.wb......
Surat ini Riska tulis sambil membayangkan wajah ibu
yang sangat cantik..
Riska sayang banget sama ibu... Riska ingin menjadi
sesuatu yang selalu melindungi ibu,,, Riska ingin menjadi sesuatu yang selalu
membuat ibu tersenyum,,, Riska ingin menjadi tempat pengaduan ibu di saat ibu
dalam kesusahan,,, Riska ingin menjadi selimut di saat ibu merasa sakit,,, Riska
ingin menjadi payung di saat ibu dalam kehujanan,,, Riska ingin menjadi sapu
tangan di saat ibu menangisi semua kesedihan,,, Riska juga ingin menjadi
pelabuhan cinta kasih ibu yang ABADI,,,
Semua kenangan yang telah Riska lalui bersama ibu
takkan pernah Riska lupakan seumur hidup Riska, IBU YANG TERINDAH dalam memory
hidup Riska.
“KARENA IBU SANGAT BERARTI DALAM HIDUP RISKA”
Riska sayang banget sama ibu, bagi Riska ibu adalah
ibu yang paling baik sedunia. Ibu takkan tergantikan dengan yang lain. Maafin
semua kesalahan Riska selama ini, sekarang Riska sadar bahwa ibu sangat sayang
pada Riska. Riska harap ibu mau memakai hadiah dari Riska ini, biarpun
hadiahnya tak seberapa, tapi inilah yang bisa Riska berikan buat ibu.
Wassalamu’alaikuuum wr.wb...
Selesai membaca surat yang di tulis Riska itu, air mata ibu pun
bercucuran. Dia tidak menyangka bahwa anaknya bisa berubah seperti ini,
andaikan saja dia tidak meninggal ibu pasti sangat senang. Tapi ini semua sudah
suratan dari yang maha kuasa. Saat ibu melihat kado yang di berikan Riska ibupun
terkejut, karena hadiah baju itu adalah baju yang ingin ibu beli kemarin, tapi
ibu tak membelinya karena uang yang di bawanya ingin ia beli sepatu untuk
Riska.
Sejak kepergian Riska ibu hanya tinggal sendiri di rumah tersebut,
tapi suatu hari datanglah seorang
laki-laki dari keluarga yang sangat kaya. Dia mengajak ibu tinggal
bersamanya, ternyata dia adalah laki-laki yang selama ini memendam rasa sayang
dan cinta kepada Riska. Riska pun bahagia di alamnya sendiri untuk
selama-lamanya.
Komentar